Menulis kisah pribadi itu susah-susah mudah. Bagaimana caranya membuatnya tidak terjebak jadi curhat, atau sebaliknya menggurui, perlu trik tersendiri. 2 Juni 2024 lalu, PadMedia Publisher mengadakan Pelatihan Menulis Kisah Pribadi yang Renyah dan Inspiratif. Vika Wisnu, penulis cerpen sekaligus akademisi dari Prodi Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, hadir sebagai pembicara
Vika membagikan “Lima Langkah Mudah Menulis Kisah Pribadi”, yang bisa langsung dipraktekkan, khususnya oleh penulis pemula.
- Kait yang menggoda. Bayangkan kalimat pembuka cerita adalah sebuah umpan, yang mampu membuat pembaca tertarik untuk menggigit dan terus membaca.
- Kisah yang Membangkitkan Rasa. Emosi adalah jembatan yang menghubungkan penulis dan pembaca, membuat pembaca merasakan apa yang dirasakan oleh tokoh-tokoh dalam kisah pribadi. Caranya dengan menggunakan dialog dan detil-detil kecil pada narasi. Contoh: untuk menggambarkan rasa sedih tidak harus menggunakan kalimat ‘ia sangat sedih’. Alternatifnya, ‘air matanya sudah habis’.
- Tokoh-Tokoh yang Khas dan Tak Terlupakan. Karakter yang otentik dan unik membuat kisah pribadi membangun ‘jarak aman’ dengan pembaca. Pembaca bisa membedakan, bahwa yang diceritakan adalah hal yang mungkin tidak dialami semua orang, tapi sekaligus bisa ditarik hikmahnya. Kehadiran tokoh-tokoh yang khas bisa membantu membangun empati pembaca dan menghindarkan kecenderungan menggurui.
- Latar yang Nyata. Latar bukan hanya sekadar tempat, tetapi juga suasana, budaya, dan nuansa yang ada di dalam cerita. Gunakan kepekaan indera untuk menggambarkan latar peristiwa yang diceritakan. Misalnya, bagaimana cuaca hari itu, seterang apa cahaya di ruangan itu, aroma apa yang tercium, dst.
- Renungan yang Bermakna. Penulis perlu menyisipkan pesan atau renungan dalam cerita. Bisa berupa pesan moral, pemikiran filosofis, atau refleksi dari pengalaman hidup. Tidak perlu terlalu panjang. Seringkali justru berupa kalimat singkat yang merangkum intisari kisah pribadi.
Meskipun dilaksanakan secara daring, pelatihan terasa hangat dan interaktif. Peserta aktif berpartisipasi dalam sesi tanya jawab dan latihan. “Saya jadi merasa lebih percaya diri dan terinspirasi untuk menulis cerita saya sendiri,” Tulis salah satu peserta dalam kolom komentar setelah sesi berakhir. Wina Bojonegoro, CEO PadMedia mengatakan, “Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan berpartisipasi dalam penulisan antologi Hidup Ini Indah, Beib! Seri Kehidupan Kedua”.