Tentang Hidup Ini Indah Beib #9 : Kehidupan Kedua
Buku Kehidupan Kedua adalah kumpulan kisah nyata dari para penulis dengan berbagai kisah hebat yang dapat membawa para pembacanya ke dalam ruang terapi.

Beberapa penulis buku tersebut menjumpai para pembacanya di Cakrawala Kata, sebuah tempat literasi di kawasan Medokan Ayu Surabaya pada 22 Februari 2024. Dalam pertemuan bedah buku Kehidupan Kedua yang dimoderatori Totenk, Padmedia Publisher menghadirkan Heti Palestina Yunani sebagai Pengulas Buku. Hidup Ini Indah Beib, adalah serial buku yang dibidani oleh tiga penulis, yaitu Wina Bojonegoro, Heti palestina Yunani dan Didi Cahya. Sejak diluncurkan pertama kali pada tahun 2014, Kehidupan Kedua merupakan seri ke sembilan.
Dalam bincang buku kali ini Gusti Ayu Rella Mart Diana Dewi menyorot buku tersebut dari sisi eksternal. Rella Mart memberikan pendapat bahwa buku tersebut sangat menarik, muatan pelajaran dalam kisah-kisahnya bahkan nyaris serupa fiksi. Rella Mart juga mengatakan, jika pernah membaca Chicken Soup, buku ini lebih inspiratif daripada itu. Kehidupan Kedua menyajikan cerita yang dapat dirasakan langsung oleh pembaca dan dapat membawa pembacanya ke dalam sebuah ruang terapi. Bagi Rella Mart tidak mudah menceritakan kisah hidup seseorang ketika berada di titik nol, kemudian bangkit untuk menemukan kehidupan kedua masing-masing.
Yang menarik dari buku tersebut adalah background dari kumpulan cerita 36 Penulis. Keragaman latar belakang 36 penulis ( 1 lelaki 25 perempuan) menjadikan buku ini penuh warna dan rasa. Selain profesi penulis ada banyak profesi terlibat, seperti psikolog, ibu rumah tangga, dosen, jurnalis, tour guide, dsb. Keragaman profesi penulisnya menciptakan keragaman kisah yang sangat kaya dan menyentuh.
Heti Palestina Yunani menyampaikan bahwa awal mula digagasnya buku Hidup Ini Indah Beib, adalah berawal dari obrolan Heti, Wina dan Didi yang saat itu sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Namun kebersamaan mereka bertiga menjadikan hidup yang sedang suram menjadi indah, karena mereka mampu menulis. Kalimat “Hidup Ini Indah Beib” kemudian dijadikan ide untuk menulis kumpulan esai populer.
Beberapa penulis yang hadir saat itu Didi Cahya, Dheni Ines, Triana, Yoni Astuti, dll menyampaikan peristiwa di balik gagasan yang mendasari lahirnya tulisan tersebut. Diskusi buku hari itu menjadi semacam wilayah testimoni menarik yang selama ini pembaca tidak mengetahuinya. Menurut Didi Cahya, menulis bukan kegiatan untuk menyembuhkan tapi menulis adalah bagian dari penyembuhan luka batin seseorang.
Hadir pula dalam diskusi buku itu seniman serba bisa, Fileski Walidha Tanjung. Ia membawakan musikalisasi puisi, setelah membaca kisah-kisah di dalam buku tersebut. Fileski memilih puisi sebagai media untuk menyampaikan isi buku tersebut, karena dengan puisi seseorang mampu meramu kalimat lebih padat dan mendalam.(*rd*)